Jumat, 04 Oktober 2013

Ibu Guru Ini Setiap Hari Mengajar Sambil Menggendong Anaknya Yang Lumpuh

Kondisi yang tak biasa dan cukup memprihatinkan dialami oleh seorang guru wiyata di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Bagaimana tidak, sambil mengajar di sekolah, guru bernama Retno Ambarwati ini harus menggendong anaknya yang masih balita karena mengalami penyakit lumpuh layu. Bertahun-tahun Retno harus berjuang sendirian demi kesembuhan anak satu-satunya itu.
Perempuan berusia dua puluh sembilan tahun warga Desa Tunggak, Kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah ini harus mengajar sambil menggendong anaknya di SDN 3 Tunggak . Retno yang merupakan guru kelas 5 SD (Sekolah Dasar) ini terus menggendong anaknya yang bernama Fakhri Munif Assahri yang masih berusia tiga setengah tahun di depan murid-muridnya.
Aktivitas seperti ini selalu dijalani ibu yang menjadi single parent ini sejak satu bulan lalu setelah nenek Fakhri sering sakit-sakitan. Retno yang hanya tinggal bersama ibunya terpaksa berjuang merawat anaknya sendiri sampai-sampai Fakhri harus dibawa ke sekolah saat ia mengajar.
Menurut Retno, (2/10/2013) Fakhri anaknya menderita penyakit radang otak hingga mengalami lumpuh layu sejak usia enam bulan. Retno mengaku sudah empat kali membawa anaknya ke rumah sakit, namun belum ada perkembangan yang dialami anaknya.
Retno, guru wiyata yang sudah mengabdikan diri selama sembilan tahun ini mengaku tidak sanggup lagi untuk mengobatkan anaknya ke rumah sakit. Honornya yang hanya 200 ribu rupiah per bulan hanya cukup untuk biaya hidup dan biaya pengobatan ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selain mengajar, Retno juga mengajar les privat di rumahnya.
Sementara itu Kadinas Kesehatan dr. Juhari Angkasa mengatakan pihaknya akan membantu pengobatan Fakhri hingga sembuh. Juhari juga akan mengusahakan memberikan Jamkesda agar proses pengobatan Fakhri lebih mudah.
"Kita akan bantu pengobatan Fakhri melalui program Jamkesda sampai sembuh," ujar Juhari
Dalam seminggu sekali, Fakhri harus menjalani terapi di rumah sakit. Untuk membantu belajar berdiri, Fakhri harus menggunakan sepatu terapi. Meski mengaku kerepotan saat menggendong anak sambil mengajar, Retno mengaku ikhlas dan membuang rasa malu dalam menjalani rutinitas tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar